Perunggu, Paduan pertama yang ditemukan dalam sejarah manusia. Dengan perkembangan teknologi peleburan baja, lambat laun menjadi kurang penting.
Namun, perunggu masih banyak digunakan dalam bidang tradisional dan juga sangat diperlukan untuk beberapa teknik produksi modern. Hari ini, sekali lagi ini adalah salah satu bahan kasing yang paling populer.
Pada awal abad keempat SM, manusia belajar membuat perunggu. Dalam arkeologi, tahap perkembangan budaya manusia yang ditandai dengan penggunaan perunggu disebut "Zaman Perunggu". Perunggu adalah paduan dengan kandungan tembaga minimal 60%. Perunggu yang dibuat oleh nenek moyang kita adalah paduan tembaga merah (tembaga murni) dan timah atau timah, yang berwarna merah tua, tetapi lama kelamaan menjadi abu-abu kehijauan karena oksidasi, oleh karena itu dinamai perunggu. Selain perunggu, paduan tembaga termasuk kuningan, tembaga putih, dan tembaga ungu. Tembaga murni relatif lunak, tetapi ketika timah ditambahkan, ia memiliki banyak sifat yang cocok untuk manufaktur industri. Perunggu yang mengandung 10% timah 4.7 kali lebih keras dari tembaga murni. Selain perunggu timah, perunggu aluminium, perunggu timbal atau perunggu fosfor juga tersedia. Perunggu bersifat antimagnetik, tahan aus, dan elastis, dan sangat tahan terhadap korosi oleh air laut (garam). Ketika dioksidasi, perunggu mengembangkan "patina" hijau yang khas dan secara bertahap membentuk lapisan oksida tembaga yang melindungi bahan asli di bawahnya dari korosi dengan tetap mempertahankan karakteristiknya.

Popularitas perunggu disebabkan oleh tiga tren populer di bidang pembuatan jam dalam beberapa tahun terakhir: pertama, retro. Sebagai paduan pertama yang digunakan umat manusia, ditambah dengan fakta bahwa penampilannya berubah seiring waktu, perunggu tidak diragukan lagi merupakan bahan yang paling cocok untuk mengekspresikan tema retro. Yang kedua berwarna hijau, selain emas, warna perunggu paling cocok dengan warna hijau, namun harganya jauh lebih murah dari yang pertama. Terakhir, personalisasi. Warna dan butiran oksidasi perunggu terkait erat dengan kelembaban lingkungan dan PH pemakainya, sehingga setiap jam tangan perunggu menjadi seunik pemiliknya, sehingga memenuhi permintaan akan personalisasi. Selain itu, merek jam tangan dapat menawarkan lebih banyak pilihan kepada konsumen dengan mengubah komposisi paduan logam dan mengubah warna perunggu. Perunggu aluminium adalah pilihan yang paling umum, di mana persentase aluminium dapat bervariasi. Secara umum, kandungan aluminium yang lebih tinggi akan memberikan warna abu-abu yang lebih dingin pada perunggu, sedangkan kandungan yang lebih rendah akan menghasilkan warna yang lebih hangat. Selain itu, komposisi yang berbeda memengaruhi kecepatan produksi patina, dan beberapa merek juga menerapkan lapisan pelindung pada permukaan logam. Jam tangan perunggu Tudor, misalnya, teroksidasi relatif lambat dan memiliki permukaan yang sangat seragam.